Banggai – Pada era transisi menuju sumber energi baru terbarukan, industri minyak dan gas bumi bukan berarti memasuki masa sunset, mengingat kebutuhan konsumsi energi nasional masih besar terlebih di masa mendatang. Terkait dengan hal tersebut, dibutuhkan strategi penambahan produksi melalui kegiatan eksplorasi untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE), Muharram Jaya Panguringseng dalam Kegiatan Strategic Direction di Lapangan CPP JOB Tomori dan Lapangan Pertamina EP Donggi Matindok Field pada Selasa (4/4). Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Regional Indonesia Timur Endro Hartanto, General Manager Zona 13 Benny Sidik, Chief Audit Executive PHE Eri Sulistyo Sutikno, VP Explorations Technical Excellence & Coordination PHE Bayu Giriansyah, Chief Audit Executive Regional 4 Sempurna Sitepu, dan VP Exploration Dedi Yusmen.
Muharram mengajak pekerja untuk mendukung target produksi yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 1 juta barel minyak per hari (MMBOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
“Konsumsi energi nasional kita sangat tinggi, jauh melampaui kemampuan produksi kita. Selisih yang timbul dari produksi dan konsumsi harus dipenuhi melalui impor yang artinya itu akan menjadi beban negara. Tugas kita memperkecil impor sehingga kita berperan memperkecil beban negara. Kedua, kalau kita tergantung pada impor maka ketahanan energi nasional dipertanyakan. Saya tegaskan kita semua adalah perwira yang harus mengambil bagian menjalankan tugas nasional untuk mewujudkan ketahanan nasional. Mulai sekarang tanamkan di benak kita jangan hanya bekerja untuk mencari nafkah, tapi tugas kita mulia untuk mewujudkan ketahanan nasional,” tegas Muharram.
Muharram menjelaskan bahwa perjalanan menuju net zero emission pada tahun 2060 tidak berarti migas akan hilang, karena berdasarkan prediksi Dewan Energi Nasional kebutuhan migas kedepan akan meningkat mengikuti pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. “Ini berarti tugas kita adalah mencari migas secara masif dan agresif, tapi yang tidak boleh dilupakan adalah aspek HHSE sebagai yang utama,” tegasnya.
Muharam mengatakan setiap pekerja ataupun mitra kerja harus menegakkan aspek safety tanpa kecuali. Manajemen menerapkan reward dan punishment sebagai upaya untuk menegakkan aspek keselamatan kerja. Muharram mengapresiasi komitmen manajemen dan pekerja Zona 13 terhadap aspek safety yang telah dibuktikan dengan berbagai penghargaan dari pihak eksternal. Muharram mengingatkan untuk mempertahankan budaya safety yang telah terbangun.
Endro Hartanto dalam pembukaan acara mengingatkan insiden yang telah terjadi di lingkungan perusahaan harus menjadi pengingat untuk tidak terulang. Endro mengingatkan agar seluruh pekerja menegakkan prosedur, memastikan kompetensi setiap pekerja dan memastikan pengelolaan Contractor Safety Management System (CSMS).
Kegiatan diawali dengan Management Walk Through (MWT) ke area Fasilitas Produksi Gas dari JOB Tomori dan Donggi Matindok Field untuk memastikan aspek keselamatan dipenuhi dalam kegiatan operasi perusahaan, sebelum dilakukan paparan dan bincang pegawai.