Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023 – Regional Indonesia Timur berupaya meningkatkan kinerja serta memberikan komitmennya untuk mendukung ketahanan energi nasional yang diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Minyak Mentah dan/atau kondensat (PJBM). Penandatanganan ini juga dilakukan oleh perusahaan di lingkup Subholding Upstream lainnya dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) pada Selasa (31/01).
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang diwakili oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur, Erry Widiastono, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini, Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Awang Lazuardi, Direktur Keuangan PHE, Harry M. Zen, Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, Direktur Optimasi Feedstock & Product KPI, Sani Dinar Saifuddin, Direktur Regional 1 Pertamina Hulu Rokan, Jaffee Arizon Suardin, Direktur Regional 4 Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto dan Direktur PT PEPC ADK, Muhammad Arifin.
Terdapat lima belas PJBM yang ditandatangani yaitu PHE Ogan Komering, PHE Siak, PHE Kampar, PHE Raja Tempirai, PHE Corridor, PHE Jabung, PHE Kakap, PHE Jambi Merang, Pertamina Hulu Rokan, PHE Tuban East Java, PHE Tomori Sulawesi, PHE Makassar Strait, PHE Salawati Basin, PHE Salawati, dan Pertamina EP Cepu ADK.
Penandatanganan PJBM ini merupakan bentuk sinergi Pertamina sebagai wujud komitmen Subholding Upstream dalam menyediakan minyak mentah yang diproduksikan kepada kilang Subholding Refinery & Petrochemical untuk melaksanakan tanggungjawabnya guna pemenuhan BBM nasional. Hal ini bagian dari kontribusi subholding dalam mendukung PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjaga ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Logistik & Infrastruktur, Erry Widiastono, mengungkapkan, “Persero melalukan upaya dan investasi untuk meningkatkan cadangan migas sehingga mengurangi impor. Tantangan yang dihadapi Pertamina adalah bagaimana meningkatkan produksi dan menurunkan impor. Untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan sesuai grand energi nasional, Pertamina diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM dengan optimalisasi produksi migas, serta melakukan ekspansi petrokimia yang saat ini masih bergantung pada impor.”
Sinergi antar Pertamina grup ini merupakan pewujudan komitmen bersama dalam tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, menjaga kemandirian dan kedaulatan energi, imbuh Erry.
Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Awang Lazuardi, menegaskan bahwa penyusunan PJBM merupakan salah satu implementasi aspek good corporate governance (GCG) dan Arm’s Length Principle (prinsip kewajaran dan kelaziman usaha).
Lebih lanjut Awang menjelaskan bahwa saat ini produksi minyak mentah dan kondensat yang dihasilkan oleh Subholding Upstream disalurkan kepada kilang-kilang Pertamina untuk diolah yang kemudian dinikmati oleh rakyat Indonesia sebagai konsumen akhir. “Selain itu minyak mentah dan kondensat yang dihasilkan juga dapat diolah sebagai bahan baku petrochemical untuk menjadi barang-barang yang dapat digunakan masyarakat sehari-hari seperti plastik, karet, pupuk, obat-obatan dan lain sebagainya,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional menyampaikan,” Transaksi antara KPI dan Subholding Upstream terutama Region I dan IV selama tahun 2022 mencapai 109 Juta Bbls.