IMG-20210611-WA0017

Pastikan Kesiapan On-Stream, Kemenko Kunjungi Proyek JTB

Bojonegoro – Sebagai salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia, Proyek Pengembangan Gas Lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB) diharapkan dapat rampung sesuai jadwal. Proyek ini secara ekonomi juga akan memberi manfaat yang cukup besar bagi semua, khususnya di Provinsi Jawa Timur mengingat alokasi gas JTB nantinya akan menyuplai kebutuhan listrik, industri dan lain sebagainya. Demikian disampaikan oleh Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia Kemenko Perekonomian RI, Andi Novianto saat melakukan kunjungan kerja ke JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (11/06/2021).

Andi mengharapkan, JTB yang masuk dalam list Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi ini akan memberikan suplai kebutuhan gas di Pulau Jawa yang sangat besar sehingga akan memberikan efek peningkatan perekonomian baik secara regional maupun nasional. “Sebagai Proyek Strategis Nasional, proyek JTB ini diharapkan bisa menjadi semacam pioneer yang akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat” tutup Andi.

Sebelum melakukan site visit, rombongan dari Kemenko Perekonomian ini menerima pemaparan materi terkait progres proyek gas JTB yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PT Pertamina EP Cepu), Awang Lazuardi, General Manager Gas Project JTB, Charles Harianto L. Tobing, serta Kepala Unit Percepatan Proyek JTB, Waras Budi Santosa.

Selain mendiskusikan tentang potensi gas JTB dari sisi nilai keekonomian, tim Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia Kemenko Perekonomian juga membahas mengenai kesiapan menyambut fase produksi dan rencana untuk Unitisasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru dengan Pipa Gresik-Semarang yang akan dikelola oleh Pertamina Gas (Pertagas).


Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Awang Lazuardi menerangkan bahwa Proyek JTB diproyeksikan akan memproduksi gas sebesar 192 MMSCFD, dimana 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk mensuplai kebutuhan gas pembangkit listrik di Jawa Timur dan Bali. Ditambahkannya, Proyek JTB juga menghadapi beberapa tantangan, terutama dengan adanya pandemi yang telah berjalan hingga hampir 2 (dua) tahun ini.

“Kami sadar kami berpacu dengan waktu, apalagi dengan adanya badai pandemi COVID-19 ini. Namun, badai ini tidak menyurutkan semangat kami untuk segera On-Stream. Saat ini kami menguatkan barisan dan bekerja lebih keras dengan Mitra Kerja kami, Konsorsium RJJ, agar dapat mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi” ujar Awang.

Proyek JTB yang memiliki kandungan gas 2,5 triliun kaki kubik (TCF) ini dikerjakan oleh Konsorsium RJJ. Dengan persentase perkembangan proyek yang telah mencapai lebih dari 91%, proyek ini juga telah berkontribusi terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasi, dengan terlaksananya berbagai kegiatan Program Pengembangan Masyarakat seperti Program Budidaya Ayam Petelur, Program Pengadaan Akses Air Bersih, Program Peningkatan Mata Pencaharian, Program Santunan Anak Yatim, Program Sehat Anak dan Ibu Tercinta (SEHATI) serta berbagai penyerapan tenaga kerja lokal di segala bidang dalam proyek.

 

Comments are closed.